Selasa, 27 Desember 2011

Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil

0 comments

Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Apa aja sih makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil? pastinya para calon ibu selalu ingin tahu yang terbaik untukkandungannya, demi kebaikan ibu dan si calon jabang bayi.

Memakan makanan berkualitas rendah–atau apa yang umumnya disebut junk food–seperti donat, kentang goreng, coklat, dan permen benar-benar harus dihindari selama kehamilan.
Peneliti Stephanie Bayol dan Neil Stickland dari Royal Veterinary College di London telah melakukan studi yang menunjukkan bahwa kualitas makanan yang rendah selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada anak. Pola makan ibu berpengaruh besar pada bayi yang belum lahir. Diet kualitas rendah dapat menyebabkan masalah kolesterol, trigliserida dan kadar glukosa darah pada anak-anak, bahkan jika setelah dilahirkan mereka diberi makan secara lebih sehat.
Dengan melakukan penelitian pada tikus, para peneliti itu menemukan bahwa jika ibu diberi makanan tidak sehat, anak-anaknya pada saat dewasa akan menunjukkan preferensi untuk makanan tersebut. Diet junk food (makanan sampah) di masa kehamilan tidak hanya memberikan nutrisi yang buruk ke janin, tapi juga menanamkan benih masalah jangka panjang padanya.
Selama studi itu juga diamati bahwa tikus yang lahir dari ibu yang bergizi tidak seimbang menunjukkan masalah khas yang disebabkan oleh gizi buruk yaitu penimbunan lemak di sekitar organ, faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2. Selain itu, tikus terus memiliki masalah kolesterol dan trigliserida, kegemukan dan tanda-tanda resistensi insulin, meskipun setelah lahir diberi makan dengan benar.
“Dalam masyarakat Barat, proporsi anak-anak obesitas meningkat. Obesitas anak berkaitan dengan berbagai gangguan, termasuk penyakit jantung, artritis dan diabetes tipe-2 yang muncul lebih awal, yang sangat memengaruhi kualitas kehidupan seseorang,” kata Profesor Neil Stickland.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang sehat harus dimulai sejak masih janin, jauh sebelum anak-anak mencapai usia sekolah. Para calon ibu perlu menyadari bahwa kehamilan bukanlah waktu untuk memanjakan diri dengan makanan yang manis-manis dan berlemak buruk dalam jumlah besar. Mengkonsumsi junk food saat hamil dan menyusui dapat menyebabkan kerusakan permanen pada anak-anak dan bisa menyebabkan mereka mendapatkan obesitas dan diabetes onset awal.”

7 Langkah Mencegah Ulkus Kaki Diabetik

0 comments

Sebagai pasien diabetes mengembangkan mengembangkan kondisi yang disebut ulkus kaki diabetik. Kulit mengalami kerusakan, memiliki semacam borok dimana anda akan melihatjaringan dibawahnya. Ulkus terutama muncul ditelapak kaki. 7 Langkah Mencegah Ulkus Kai Diabetik:

Mengapa ulkus terjadi?

Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh komplikasi diabetes pada saraf dan/ atau pembuluh darah:
Ulkus dapat sembuh dengan perawatan. Namun, pada kasus terburuk di mana borok meluas dan tidak kunjung sembuh, amputasi mungkin harus dilakukan agar infeksi tidak mengancam jiwa. Pencegahan dan perawatan yang tepat dapat menghindari agar hal terburuk itu tidak terjadi.
  • Kerusakan saraf. Kerusakan saraf karena diabetes menyebabkan hilangnya sensasi di kaki. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati perifer. Saraf yang biasanya membawa sensasi rasa sakit ke otak dari kaki tidak berfungsi dengan baik. Penderita diabetes dapat mengalami luka karena menginjak sesuatu, mengenakan sepatu ketat, atau tersandung tanpa menyadarinya hingga berhari-hari atau minggu. Hilangnya sensasi juga menyebabkan berkurangnya mekanisme perlindungan terhadap kaki. Orang yang sehat akan menyadari bila terlalu banyak tekanan pada kaki dan secara otomatis menyesuaikan posisi. Tidak demikian bila saraf telah rusak. Akibatnya, selain menimbulkan luka, kaki dapat mengalami deformitas (perubahan bentuk), misalnya penebalan kulit di sebagian telapak atau tumit.
  • Penyakit pembuluh darah. Diabates dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri (oklusi arteri perifer) maupun pecahnya pembuluh darah kecil (mikroangiopati). Penyempitan atau kerusakan pembuluh darah ini mengurangi aliran darah ke kaki, sehingga menyebabkan borok pada jaringan yang mati karena kekurangan nutrisi. Sirkulasi darah yang buruk juga menyebabkan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri terganggu.  Luka menjadi sulit disembuhkan dan bahkan semakin meluas.

Pencegahan

Secara umum, semakin baik pengendalian diabetes Anda, semakin kecil kemungkinan Anda untuk mengembangkan komplikasi diabetes, termasuk ulkus kaki.  Selain itu, pengelolaan hipertensi dan kolesterol darah serta faktor risiko lain akan mengurangi risiko komplikasi diabetes. Jika Anda merokok, Anda sangat disarankan untuk berhenti merokok. Merokok merusak sirkulasi dan mengurangi jumlah oksigen di dalam darah. Secara khusus, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya ulkus:
  1. Periksa kaki Anda secara teratur setiap hari, terutama pada telapak kaki dan ruang antar jari. Minta kerabat Anda untuk membantu bila Anda memiliki masalah penglihatan sehingga tidak dapat memeriksa kaki sendiri. Perhatikan apakah ada kulit yang robek, memar, ruam, melepuh, atau kapalan. Segera konsultasikan dengan dokter bila Anda menemukan masalah di kaki yang tidak sembuh dalam beberapa hari.
  2. Cuci kaki Anda setiap hari dengan sabun yang lembut. Rendamlah kaki dengan suhu 37 ° sampai 38 ° C selama tiga sampai lima menit, lalu basuhlah dengan sabun yang lembut. Penderita diabetes dengan neuropati seringkali kurang sensitif terhadap suhu. Gunakan termometer untuk memastikan suhu air tidak terlalu tinggi.
  3. Potonglah kuku-kuku di jari kaki Anda dengan hati-hati. Mintalah bantuan kerabat jika Anda tidak mampu untuk memotong kuku Anda sendiri.
  4. Olesi kaki dengan krim pelembab agar tidak retak, terutama pada ruang di antara jari kaki.
  5. Gunakan alas kaki. Jangan berjalan tanpa alas kaki. Gunakan sandal atau sepatu yang tidak terlalu longgar atau sempit, dengan bantalan yang baik. Bila kaki Anda telah mengalami deformitas, gunakan sepatu yang telah disesuaikan dengan kaki Anda. Dokter dapat merekomendasikan sepatu yang dirancang khusus (sepatu ortopedi) sesuai dengan bentuk kaki Anda.
  6. Pilih kaus kaki dengan kandungan katun yang tinggi sehingga menyerap keringat dan tidak mudah mengiritasi.
  7. Jadwalkan kunjungan ke dokter. Pasien diabetes perlu diperiksa dokter setidaknya setahun sekali. Dokter akan memeriksa kaki Anda untuk melihat tanda-tanda awal gangguan saraf atau sirkulasi darah dan masalah kaki lainnya.


Senin, 19 Desember 2011

Pria tidak selalu berpikir mesum

0 comments
Ini adalah tuduhan yang selalu menyudutkan kaum pria, mereka lebih sering berpikir mengenai seks dari pada kaum wanita. Konon menurut penelitian, rata-rata pria berpikir tentang seks 19kali sementara wanita 10kali. Studi itu mungkin benar tapi menyesatkan, bila tidak di pahami konteksnya. Pria tidak selalu berpikir mesum, Pria memang lebih sering berpikir tentang seks dari pada wanita, namun sebuah studi baru menunjukkan bahwa pria juga berpikir tentang kebutuhan biologis lainnya, 
seperti makan dan tidur, lebih sering daripada wanita. Rata-rata pria berpikir tentang makanan hampir 18 kali per hari dan tidur hampir 11 kali sehari, dibandingkan rata-rata wanita berpikir tentang makan dan tidur, yang masing-masing hampir 15 kali dan 8,5 kali sehari.
“Dengan kata lain, tidak ada yang istimewa dalam pikiran seksual kaum pria,” kata Terri Fisher, profesor psikologi di Ohio State University dan penulis utama studi. Kaum pria tidak memberi perhatian lebih besar terhadap seks daripada terhadap makanan. “Pria berpikir lebih tentang apapun yang berhubungan dengan kesehatan dibandingkan dengan perempuan, bukan hanya pikiran tentang seks.”

 

Studi pada Mahasiswa

Studi itu melibatkan 163 mahasiswi dan 120 mahasiswa berusia 18 – 25 tahun. Sampel mahasiswa perguruan tinggi ini membuatnya sebanding dengan penelitian sebelumnya dan melibatkan kelompok usia di mana perbedaan seksualitas menurut gender mungkin berada pada puncaknya. Dari para peserta, 59 secara acak ditugaskan untuk memantau pikiran tentang makanan, 61 tentang tidur dan 163 tentang seks. Mereka membawa sebuah alat penghitung untuk melacak pemikiran mereka setiap hari selama seminggu. Sebelum pelacakan pikiran dimulai, para peserta menyelesaikan sejumlah kuesioner, yang mencakup survei untuk mengukur orientasi emosional terhadap seksualitas (erotofilia vs erotofobia), sikap terhadap seks, perilaku dan tingkat hasrat seksual, ketaatan terhadap norma sosial, dan kebiasaan makan dan tidur. Mereka juga diminta untuk memperkirakan berapa banyak dalam satu hari rata-rata mereka berpikir tentang tidur, makan dan seks.
Dari data mentah, peserta pria mencatat antara 1  dan 388 pikiran tentang seks setiap hari, dibandingkan peserta wanita antara 1 dan 140 setiap hari. “Tidak ada wanita yang melaporkan nol pikiran per hari, jadi wanita juga berpikir tentang seksualitas,” kata Fisher. Data kuesioner menawarkan kesimpulan lainnya.  Kenyamanan peserta terhadap seksualitas adalah prediktor terbaik terhadap frekuensi pikiran sehari-hari tentang seks. Mereka  yang memiliki skor tinggi pada erotofilia (kenyamanan dengan seksualitas mereka) lebih mungkin untuk berpikir lebih sering tentang seks.
“Jika Anda ingin memprediksi seberapa sering seseorang berpikir tentang seks, Anda lebih baik mengetahui orientasi emosionalnya terhadap seksualitas, daripada mengetahui apakah dia laki-laki atau perempuan,” kata Terri Fisher. “Frekuensi berpikir tentang seks berhubungan dengan variabel di luar jenis kelamin biologis seseorang.”
Memperbaiki stereotip tentang pikiran seksual pria adalah hal penting, kata Fisher. “Sungguh menakjubkan dampak statistik palsu bahwa pria hampir selalu memikirkan seks dan jauh lebih sering daripada wanita,” katanya. “Ketika seorang pria mendengar pernyataan itu, dia mungkin berpikir ada sesuatu yang salah pada dirinya karena dia tidak berpikir tentang seks sebanyak itu, dan ketika seorang wanita mendengarnya, bila dia lebih sering berpikir tentang seks maka dia mungkin menyangka ada sesuatu yang salah pada dirinya.”

Catatan tentang studi

Fisher memahami bahwa studi tersebut memiliki keterbatasan, termasuk fakta bahwa orang cenderung tidak berpikir secara terisolasi. Data tidak menunjukkan apakah pikiran adalah sebuah lintasan ide satu detik atau sebuah fantasi seksual 10 menit. Penelitian juga terbatas pada mahasiswa, yang tidak mencakup orang-orang berusia diatas 25 tahun.

Kamis, 15 Desember 2011

Harus dengan apa aku membalasnya

0 comments

Menangis aku, ketika aku ingat akan pahitnya hidupku
Tak aku mengeluh padaMu
Aku hanya bisa meminta dan meminta
Tanpa aku membalasnya

Apakah pahit hidupku Engkau yang membuat
Atau karena jahatnya aku yang selalu ingkar padaMu
Tapi akhirnya Engkau tetap menolongku
Tak ada tandingannya, Engkau memang Maha Kasih

Harus dengan apa aku membalasnya
Syukurku sesaat, dan terkadang aku lupa
Lupa dan terbuai dengan indahnya Dunia
Harus dengan apa aku bersyukur padaMu

Menangis seharian saat susah
Aku lupakan saat aku bahagia
Maafkan aku ya Allah
Mungkin memang pantas aku dpatkan sakit itu

Tapi jangan berhenti cintai dan kasihi aku
Pintaku padaMu hanya itu
Jangan pernah bosan temani hari-hariku dengan rahmatMu
Aku akan selalu beusaha menepati janjiku

Janji ketika aku masih menjadi jiwa
Saat jiwa yang belum menyatu dengan raga
Walau terasa berat, walau kadang aku lupa
Tapi aku yakin Engkau selalu ada

Karya: Ayu Wulan

Rabu, 14 Desember 2011

11 Faktor resiko kanker payudara

0 comments
Kanker payudara adalah penyakit yang diderita oleh wanita dan menjadi pembunuh nomer dua di Indonesia setelah kanker leher rahim. Menurut data sistem informasi rumah sakit (SIRS) kementrian kesehatan tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama jumlah pasien rawat inap kanker di seluruh RS di Indonesia (16,85%) di susul kanker leher rahim ( 11,78%).

11 Faktor resiko kanker payudara:

1. Umur

Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke atas. Jika Anda mengalami menopause terlambat (setelah umur 55),  risiko Anda lebih besar lagi. Secara umum, risiko mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.

2. Riwayat kanker payudara

Jika Anda pernah memiliki kanker di salah satu payudara, Anda berisiko lebih tinggi bahwa payudara lainnya juga akan terkena.

3. Riwayat keluarga dengan kanker payudara

Jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda memiliki kanker payudara (terutama sebelum usia 40), risiko Anda lebih tinggi. Risiko berlipat dua bila ada lebih dari satu anggota keluarga inti Anda yang terkena kanker payudara. Memiliki kerabat non-inti dengan kanker payudara (misalnya tante, nenek atau sepupu perempuan) juga meningkatkan risiko Anda.

4. Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua Anda ketika memiliki anak pertama Anda, semakin besar risiko Anda terkena kanker payudara. Risiko juga meningkat jika Anda sudah berusia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak.

5. Perubahan payudara

Perubahan payudara sering terjadi pada hampir semua wanita. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Namun, beberapa perubahan mungkin adalah tanda-tanda kanker. Jika Anda memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara.

6. Usia saat menstruasi pertama

Jika Anda mulai menstruasi di usia dini (sebelum 12 tahun), Anda memiliki peningkatan risiko kanker payudara.

7. Terapi radiasi di dada

Jika Anda harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara Anda) sebelum usia 30 tahun, Anda memiliki kenaikan risiko. Semakin muda Anda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko Anda terkena kanker payudara di kemudian hari.

8. Kepadatan tisu payudara

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita usia 45 tahun atau lebih yang memiliki minimal 75 persen jaringan padat pada mammogram memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Para ilmuwan belum tahu mengapa demikian.

9. Penggunaan hormon estrogen dan progestin

Jika Anda mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause, Anda memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara. Selain risiko kanker payudara, estrogen plus progestin  juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, demensia dan pembekuan darah.

10. Obesitas setelah menopause

Jika Anda mengalami obesitas setelah menopause, Anda berisiko 1,5 kali lebih besar untuk mengembangkan kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal.

11. Aktivitas fisik

Sebuah penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal. Dampak aktivitas fisik tidak ditemukan di kalangan wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, aktivitas fisik yang dikombinasi dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga pada akhirnya menurunkan juga risiko kanker payudara dan berbagai penyakit lain.
Selain kesebelas faktor di atas,merokok (pasif atau aktif) dan kebiasaan makan juga berdampak terhadap risiko mengembangkan kanker payudara.



Senin, 12 Desember 2011

Klamidia, PMS paling umum

0 comments
Klamidia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang sangat umum, Penyakit ini gampang-gampang susah, gampang untuk di obati tapi kalau diremehkan bisa beresiko pada kesehatan dan kesuburan.Klamedia disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin.Hal ini dapat menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur dan leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, penderita biasanya tidak merasakan gejala meskipun mungkin tidak merasa nyaman seperti biasanya. Kadang-kadang ada lendir, iritasi, gatal dan nyeri. Enfeksi klamidia di tenggorokan juga mungkin tidak memberi gejala apapun. Jika mata penderita terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata anda(konjuktifitis).

Gejala pada wanita
Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Sementara itu, Anda tanpa menyadari dapat menularkan penyakit itu. Gejala yang mungkin mengindikasikan klamidia adalah:
  • Debit cairan lebih dari biasanya
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Perdarahan abnormal di antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
  • Nyeri saat berhubungan seks
  • Nyeri perut.

Kemungkinan konsekuensi bagi perempuan

Klamidia dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam dan sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta istirahat di tempat tidur, kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh. Jika terlambat atau tidak diobati, radang panggul dapat menyebabkan luka di saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi dan menyebabkan kemandulan atau kehamilan ektopik.

Gejala pada laki-laki

Pria yang terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra. Jumlahnya tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah buang air kecil yang menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Sementara itu, dia dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa disadari.

Kemungkinan konsekuensi bagi pria

Infeksi klamidia pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada pada wanita. Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal ini dapat mengakibatkan epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di skrotum, kadang-kadang menjalar ke pangkal paha. Anda merasakan pembengkakan di skrotum. Kadang-kadang, buah zakar (testis) juga ikut membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat memengaruhi kesuburan.
Klamidia pada pria juga dapat menyebabkan peradangan sendi, yang dikenal sebagai artritis reaktif atau sindrom Reiter. Komplikasi ini jarang terjadi pada wanita.

Penyebab

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang tertulari akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis).

Diagnosis

Selain meminta sampel urin, dokter dapat menggunakan swab (batang dengan kapas bulat kecil seperti pembersih telinga) untuk mengambil sampel jaringan dari vagina (untuk perempuan) atau ujung penis (untuk pria). Bila Anda merasa malu, dokter mungkin dapat memercayakan penggunaan swab oleh Anda sendiri. Sampel urin dan jaringan dari swab tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.

Pengobatan

Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. Sangat penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten. Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pengaman ( kondom) sampai Anda maupun pasangan Anda menyelesaikan pengobatan. Jika Anda memiliki klamidia ketika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda perlu memberitahu dokter agar Anda diresepkan antibiotik yang aman untuk bayi Anda.

Suplemen glukosamin manfaatnya masih dipertanyakan?

0 comments
Suplemen glukosamin manfaatnya masih dipertanyakan? Glukosamin adalah salah satu kelompok biokimia yang dikenal sebagai gula amino. Senyawa dengan rumus kimia C6H13NO5 ini diproduksi secara alami oleh tubuh untuk membentuk glikosaminglikan, protein pembentuk tulang rawan.Glukosamin juga bermanfaat menjaga metabolisme tulang rawan dan membantu memperbaiki tulang rawan yang rusak atau terkikis. Glukosamin tersedia dalam beberapa bentuk: Glukosamin sulfat (GS), yang distabilkan oleh natrium klorida atau kalium klorida, glukosamin hidroklorida (GH) dan N-asetil glukosamin (NAG).

  Selain diproduksi tubuh, glukosamin hadir dalam jumlah sedikit pada makanan seperti udang, lobster, dan kepiting. Glukosamin sintetis tersedia dalam bentuk pil, kapsul atau suntik, yang mungkin dikombinasi dengan suplemen lain seperti kondroitin. Kondroitin juga ditemukan dalam tulang rawan dan dilaporkan berfungsi mempertahankan viskositas sendi, merangsang mekanisme perbaikan tulang rawan, dan menghambat enzim yang memecah tulang rawan. 
 

Efektivitas suplemen glukosamin

Suplemen glukosamin dipercaya sebagian kalangan dapat mengobati osteoarthritis (OA) bentuk artritis paling umum yang dapat mempengaruhi tangan, pinggul, bahu dan lutut. Popularitas glukosamin mulai meningkat sejak diperkenalkan ke masyarakat luas melalui buku laris “The Cure Arthritis” (1996) oleh Dr Jason Theodosakis, seorang ahli bedah ortopedi di North Carolina. Buku itu menjabarkan program yang mencakup penggunaan suplemen untuk melawan artritis. Dr Theodosakis menggunakan glukosamin untuk mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan penggantian sendi, selain anjuran berolahraga dan perbaikan gizi umum.
Sekitar lima tahun setelah “The Cure Arthritis”, jurnal kedokteran bergengsi The Lancet menerbitkan sebuah artikel pada tahun 2001, yang dianggap sebagai bukti medis pertama yang dapat diterima bahwa glukosamin mungkin dapat mengobati kondisi sendi seperti arthritis. Namun, segera setelah itu British Medical Journal (BMJ) menerbitkan sebuah artikel pada Juni 2001 yang berjudul “Glukosamin untuk osteoartritis: keajaiban, hiperia, atau kebingungan? ” dengan subjudul, “Ia mungkin aman tapi tidak ada bukti keefektifannya”.
Menurut sebuah studi tahun 2004 yang melibatkan 137 pasien di Kanada, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara persentase peserta dalam kelompok plasebo dengan kelompok glukosamin. Pada Pertemuan Tahunan 2005 American College of Rheumatology, hasil dua uji coba glukosamin disajikan: sebuah percobaan di Amerika yang dirancang untuk menentukan keamanan dan kemanjuran glukosamin dan kondroitin, yang diambil secara terpisah atau bersama-sama, dan sebuah percobaan lainnya dari Eropa. Hasilnya menunjukkan bahwa glukosamin mungkin bermanfaat. Kombinasi glukosamin dan kondroitin lebih baik daripada plasebo, tetapi manfaatnya tampaknya tergantung pada keparahan nyeri. Pada pasien dengan nyeri osteoartritis lutut ringan, kombinasi glukosamin-kondroitin tidak lebih efektif signifikan daripada plasebo.

Efek samping

Suplemen glukosamin manfaatnya masih dipertanyakan? Konsumsi berlebihan glukosamin diduga dapat berkontribusi pada diabetes. Penelitian hewan telah meningkatkan kemungkinan bahwa glukosamin dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin. Efek ini secara teoritis mungkin timbul dari kemampuan glukosamin untuk mengganggu enzim yang diperlukan untuk mengatur kadar gula darah. Namun, bukti yang tersedia tidak menunjukkan bahwa konsumsi suplemen glukosamin pada manusia akan memicu atau memperburuk resistensi insulin atau gula darah tinggi. Dua percobaan terkontrol besar selama 3 tahun menemukan bahwa orang yang memakai GS memiliki kadar glukosa darah sedikit lebih rendah atau tidak mengalami perubahan kadar gula darah, dibandingkan dengan orang yang memakai placebo. Temuan ini masih dibahas dan diperdebatkan. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan, terutama pada pengguna yang memiliki kelebihan berat badan karena mereka mungkin sangat sensitif terhadap efek glukosamin (jika ada) pada resistensi insulin. Jadi intinya Glukosamin mungkin bermanfaat untuk osteoartritis, tapi masih terus di lakukan penelitian. Bila memang anda ingin menggunakan suplemen ini lebih baik anda konsultasi ke dokter terlebih dahulu.